Pages

Selasa, 13 September 2016

Kalau Kita Selalu Ingat Allah

Kalau kita selalu ingat, gak akan ada kata kata "aku lupa shalat"
Kalau kita selalu ingat, gak akan ada kata kata "coba tadi aku..."
Kalau kita selalu ingat, gak akan ada kata kata "kemarin aku gak tilawah sama sekali"

Allah, gak butuh kita. Kita yg butuh Allah.

Tapi

Kok kita yang lupa?
Lupa sudah shalat atau belum.
Lupa sudah sedekah atau belum.
Lupa sudah tilawah atau belum.

Dekat sama allah, itu suatu kenikmatan, harusnya.
Indikatornya, ya, ketenangan batin.
Kalau belum tenang, belum adem, ya, berarti lagi jauh dari allah. Ya, raganya, ya, hatinya, ya, dua duanya.

Hidup kita, kan sudah allah tentukan jalannya. Tinggal kitanya, mau pilih jalan yang mana. Yang menuntun kita ke neraka, atau yang mendekatkan kita ke surga. Cara taunya? Ya dengan memilih jalan yang mendekatkan kita kepada Allah. Bukan malah sebaliknya.
Kayak gini aja, kamu mau ke tanah abang tapi keukeuh naik kereta yang ke jakarta kota dan gak mau transit di manggarai untuk ganti kereta padahal kamu tahu kamu gak akan bisa sampai stasiun tanah abang kalau kamu naik kereta yang ke arah jakarta kota. Katamu, biar keajaiban yang membawa saya ke stasiun tanah abang. Kamu bosan hidup?

Lha wong yg sudah jadi penghuni kubur aja setengah mati minta dihidupkan lagi cuma demi memperbanyak ibadah, memperdekat diri dgn Allah. Kenapa kamu yang masih hidup malah menyianyiakan kesempatan untuk dekat sama Allah? Akal kamu sehat engga?

Quran kamu, bukan jimat yang dengan kamu diemin gitu aja di laci, kamu biarin berdebu, terlupakan, bisa ngelindungin kamu.
Yang bisa ngelindungin kamu itu, cuma Allah. Mendekat sama Allah dgn banyak banyak tilawah, baru quran kamu bisa ngelindungin kamu.
Quran kamu, bukan dompet anti tuyul yang dengan kamu nyelipin 100 ribuan di dalamnya, tuyul gak akan bisa nyolong duit kamu.
Yang bisa ngelindungin kamu dari dunia pertuyulan, cuma Allah. Minta sama Allah. Lewat apa? Doa.
Bukan malah ngerasa gak berdosa gitu dgn minta perlindungan kepada selain Allah.
Allah, sayang sama kamu. Makanya kamu dikasih tempat tinggal di indonesia. Yang adzan dari subuh sampai isya masih mampir di telinga kamu. Harusnya kamu sadar!
Kalau di hati kamu masih ada Allah.
Jadi baik itu, bukan pencitraan kepada manusia, ukuran baiknya bukan dinilai oleh manusia, dan yang memberikan ketentuan baik atau tidaknya juga bukan manusia tapi Allah.
Kalau Allah saja sudah cukup bagimu, maka akan Allah cukupkan segala kebutuhanmu.
Lalu apa?
Apa yang kau cari di dunia ini selain manisnya iman dan lezatnya mendekat padaNya?