Minggu, 14 Desember 2014
Bunda
Senin, 22 September 2014
.
Aku diam bukan berarti tak mendamba sosok sepertimu
Saat yang lain dengan hebohnya membicarakanmu, aku memilih memberhentikan obrolan mereka dan memarahi mereka
Belum waktunya! kubilang
Aku tahu dalam hatiku akupun berharap seperti mereka
Memimpikanmu di tiap tidur malamku yang tak teratur
Akupun diam-diam mencarimu kala kita memiliki momentum yang sama
Tapi saat ku edarkan pandanganku, hati kecilku menamparku
Memaksaku menundukkan pandanganku dan melupakan dirimu
Lagi-lagi karena belum waktunya aku mencarimu
Kau harus tahu
Kita belum lagi dipertemukan tapi aku sudah merindukanmu
Kita belum jua bersua tapi hati ini sudah terpikat padamu, mencintaimu
Aku mengerti sekali kau menunggu saat yang tepat untuk menjemputku
Akupun menunggumu mengetuk pintu rumahku dan memintaku dari ayahku
Tapi ini benar-benar bukan waktu yang tepat, atau setidaknya belum
Kita masih saling berkejaran dengan waktu untuk bisa bertemu di satu titik dimana di titik itu kapal kita akan berlabuh
Kita masih mengejar cita yang dulunya kita impikan bersama
Entah berapa lama lagi sampai takdir mempertemukan hati kita
Tapi aku ingin kau tahu, aku ingin kau terbang jauh melintasi tiap benua untuk mengejar apa yang kau impikan sejak dulu
Karena aku takkan memintamu tergesa gesa mengambilku dari ayahku!
Jumat, 19 September 2014
Dadakan
Long time without posting or updating this blog. Pengen bgt sebenernya posting lagi cuma apa daya seorang maba yang lagi galau sama kehidupan kampus yang bener bener diluar bayangan. Lanjut. Ini lg seminar sebenernya cuma daritadi tuh jari gatel gitu pengen posting di blog. Semacam rindu gitu konyol konyolan #halah. Eh betewe ini posting pertama di bandung loh! Dan dibuat dalam sikon yang sebenernya gak cocok buat posting curhatan gini hohoho. Sesi pertama seminar ini luar binasah eh biasa banget. Kalau inget nanti di post deh rangkumannya. Kalo inget yah :p udah dulu lah. Ini cuma posting iseng sih, abaikan saja aku rapopo kok :3
Kamis, 03 Juli 2014
...
Aku bisa mengerti mengapa orang orang yang dulu mempercayakan banyak hal kepadaku tak lagi melakukannya karena aku akan pergi
Aku bisa mengerti ketika banyak hal yang harus dikerjakan, kekurangan orang tapi tak mengajakku ikut serta karena aku akan pergi
Aku bisa mengerti ketika akhirnya aku hanya akan menjadi penyemarak karena aku akan pergi
Aku bisa mengerti
Atau setidaknya mencoba mengerti
Aku tahu mereka memikirkanku
Tahu mereka pun mencoba memahami keadaanku yang akan pergi
Tapi belum saatnya aku pergi
Walau ini adalah hari hari terakhir aku disini
Aku masih ingin melakukan banyak hal disini
Masih ingin ikut serta membentuk setiap kegiatan seperti dulu
Seperti aku yang seharusnya
Aku ingin disibukkan dengan segala hal saat ini
Aku benci memikirkan aku akan pergi dan menjadi seorang diri di tempat orang untuk sementara waktu
Aku benci menahan ketakutan kalau disana takkan sebaik disini
Aku benci saat aku melamun dan memikirkan banyak hal membahagiakan yang pastinya akan kutinggalkan disini
Tapi aku tak bisa menyalahkan siapapun
Aku tak bisa tiba tiba berteriak dan bilang
Kenapa kalian mengabaikanku?
Kenapa kalian tak membiarkanku ikut serta?
Kenapa kalian mencoba mengerti hal yang tak bisa kalian mengerti?
Aku berselimut duka saat ini
Membusuk dalam ketakutan
Aku butuh sesuatu yang menghabiskan tenagaku
Sesuatu yang memaksaku berlari mendahului waktu
Sesuatu yang dulu selalu menyertaiku dimanapun aku berada
Aku butuh bergerak berkejaran dengan waktu
Aku butuh memikirkan sesuatu agar otak ku tidak tumpul
Aku butuh merencanakan sesuatu yang membuat tubuh dan pikiranku terus bergerak
Aku lelah
Lelah tak melakukan apapun
Lelah karena memikirkan hal hal menakutkan tentang tempat tujuanku
Aku lelah
Tak bisakah kudapatkan kepercayaan seperti dulu lagi?
Aku mampu
Aku mampu walaupun aku akan pergi
Aku masih mampu walaupun aku sudah pergi
Aku hanya butuh kepercayaan seperti yang dulu selalu kudapatkan ketika tak ada seorangpun dari kita yang tahu kalau aku akan pergi
Jumat, 06 Juni 2014
aku waktu kecil
"bersamamu ku habiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu. rasanya semua begitu sempurna..."
ah, petikan lirik lagu itu selalu mengingatkanku pada sahabat-sahabat kecilku dulu. ingat begitu saja waktu dulu leluasa bermain bersama, menjelajah bersama.
satu-satunya beban hidup yang ku pikul hanya saat ummi tak mengizinkanku mengayuh sepedaku di siang hari yang terik untuk bertualang mencari ikan di empang yang terletak di sebuah kampung dekat perumahan tempatku tinggal.
sampai harus kabur lewat jendela berangka besi, terdengar tak mungkin bukan? tapi itu kulakukan berdua dengan adikku demi memuaskan keinginan kami bersepeda menuju empang, keluar dari perumahan menuju kampung yang terletak persis di sebelah perumahan tempat kami tinggal. kami tahu jalan pintas agar bisa sampai kesana dan kembali sebelum ummi bangun tidur. kami juga sudah beberapa kali mencobanya dan berhasil.
di blok paling akhir di perumahan kami, ada sebuah pintu kecil yang menghubungkan kami langsung ke empang yang ingin kami tuju dan teman-teman kami pasti sudah menunggu disana, di atas sepeda-sepeda mereka. membawa plastik dan saringan teh untuk menangkap ikan.
tapi apa kalian tahu? kami tak pernah benar-benar menangkap ikan. saat sampai di empang, keinginan kami untuk menangkap ikan selalu hilang begitu saja dan akhirnya yang kami lakukan hanya menghampiri bapak-bapak yang sedang memancing. diam saja,duduk di samping mereka. seringkali bapak-bapak itu memberi kami ikan-ikan kecil hasil pancingan mereka dan kami girang bukan kepalang. tuntas sudah misi kami. dan biasanya setelah semua orang mendapat ikan, kami berlomba mengayuh sepeda kencang-kencang dan pulang ke rumah. aku sering kembali berhasil masuk lewat jendela tanpa ketahuan ummi. tapi pernah suatu kali aku dan adikku tertangkap basah.
saat itu, kami baru saja masuk ke gerbang rumah kami dan memarkir sepeda. tapi setelah kami membalikkan badan, muncul seorang wanita cantik berpakaian putih-putih, ummi kami memakai mukena. wajahnya datar,tapi matanya melotot. disuruhnya kami berdua masuk ke rumah dan sampai di dalam, di marahi lah kami berdua,ummi mengancam akan menjual sepeda kami ke pemulung yang tiap sore lewat jika kami tak mau menurut. tapi kau tahu, ancaman tak berlaku pada dua bocah nakal seperti kami, rasa ingin tahu kami mengalahkan rasa takut kami pada ancaman ummi kami.
kami tetap bermain-main ke empang sampai aku kelas 1 SMP dan adikku masuk pesantren.
tapi petualanganku bersama sahabat-sahabat kecil itu tak hanya sebatas empang dan ikan. aku masih ingat jelas saat kami memainkan permainan yang aku yakin kalian semua pasti pernah memainkannya, yap bete 7. masih ingat kan? saat kita menumpuk 7 buah batu dan melemparnya dengan batu yang lain hingga tumpukan batu itu roboh dan yang kalah harus menumpuk kembali batu itu sementara yang lain berlarian untuk bersembunyi? aku ingat memainkannya di depan rumahku persis, dan aku selalu bersembunyi di atas pohon dan menjadi pahlawan dengan menendang tumpukan batu yang telah disusun oleh temanku. permainan itu termasuk salah satu permainan yang tak pernah luput kami mainkan setiap sore selama 3-4 kali dalam seminggu. ah, aku jadi rindu.
tak hanya bete 7, benteng pun kami mainkan. pernah kami melawan anak kampung dan menang, tapi seringkali kami kalah karena mereka main curang. dan kami tak pernah kapok bermain bersama mereka.
masa kecil ku penuh dengan cinta, tiap kali bermain bersama sahabat-sahabat ku, aku merasakannya. kehangatan yang menjalar padahal mereka bukan saudara sedarah. masa kecil ku penuh kejayaan, memenangkan semua permainan yang ku mainkan membuatku besar kepala, jatuh dan berdarah bukan lagi suatu pengorbanan besar buatku untuk menang. bekas luka di kaki dan tanganku tak bisa hilang, sampai saat ini masih terlihat jelas,membuatku seperti anak kampung. tapi itulah bukti kebahagiaanku waktu kecil, bukti bahwa aku telah memainkan semua permainan yang dimainkan anak-anak dulu, bukti bahwa aku menang dan luka-luka ku adalah penghargaan yang kudapat atas kemenanganku. bukti bahwa aku kuat karena masih bisa menang dengan semua luka yang kudapat. obat merah menyentuhku lebih sering dari sabun, kapas dan perban membalut luka ku lebih sering dari handuk dan aku bangga. bangga karena sahabat-sahabat kecilku masih tersimpan rapi di hatiku dalam bentuk kenangan indah.
"apa yang kau cari, telah kau miliki, bersamamu tanpa kau sadari~"