Aku kira semua akan baik-baik saja
Tapi ternyata tidak.
Dulu waktu nafas kita masih dalam ruangan yang sama, kita
sama-sama berjanji untuk selalu bersama
Tapi aku berkhianat
Aku pergi, walau masih kembali
Tapi aku tak lagi bernafas bersamamu
Dulu kupikir kau berlebihan saat menuduhku berbohong
Karena jujur, aku tak ingin pergi
Tapi ternyata kau benar, aku memang pembohong
Kau juga pembohong
Kau bilang kita keluar bersama, pergi bersama
Tapi sekarang kau meninggalkanku
Tak kembali
Tanpa bilang padaku!
Dan akhirnya aku merasakan apa yang kau rasakan dulu saat
aku pergi
Jah, maafkan aku yang dulu tak mencoba memahami perasaanmu
saat aku melenggang pergi dari tempat itu, meninggalkanmu
Maafkan aku yang hanya bisa berjanji aku akan menginap tapi
tak juga menginap
Aku rindu jah, rindu saat kita bersama-sama kelelahan
menghafal
Rindu saat kita bersama-sama menangis
Maaf jah, maaf karena tak ada pelukan terakhir dari
saudaramu yang menyebalkan ini
Maaf karena tak ada kepastian kapan kita bisa berjumpa lagi
Lukamu terlalu banyak jah, dan aku hanya bisa melihatmu
jatuh
Menolongmu bangkit terlalu menyakitkan jah, aku tak ingin
bersimbah airmata saat kuulurkan tanganku untuk membantumu berdiri
Aku tak ingin kau tahu aku merasakan kehilangan yang sama
dengan yang kau rasakan
Aku tak ingin kau benar-benar tahu bahwa aku tak sanggup
menjadi kuat dihadapanmu
Jah, aku rindu
Ingatlah selalu aku tak pernah sedikitpun tak memikirkanmu
Ingatlah selalu kau selamanya tetap saudaraku
Ingatlah jah, jika kau ingin menangis, panggilah aku..
Menangislah bersamaku jah
Karena tak ada lagi yang bisa kulakukan untukmu
Semangat jah, selalu semangat
Suatu saat nanti, aku akan menghampirimu ke jambi
Memelukmu
Dan kita menangis bersama
Suatu saat nanti jah, saat dibelakang nama kita terselip “Al-Hafidzah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar