Saat kau sempat mengeluh karena uang jajanmu kurang,
lihatlah ayah-ayah yang sedang bertarung di meja judi
Bertarung dalam balutan kebodohan dan kemiskinan
Lalu bayangkan anak-anak mereka
Anak-anak yang hidupnya tergantung pada kartu-kartu setan
Anak-anak yang siang malamnya dihantui ketakutan akan
kekalahan ayahnya
Anak-anak yang makannya dari uang haram hasil perjudian
Tumbuh besar dengan segala kenangan tentang kerasnya hidup
di gubuk reyot dengan seorang ayah yang penjudi
Terlalu klise! Katamu
Tak sadarkah kau kalau hal itu benar-benar terjadi?
Sinetron! Umpatmu
Kau yang terlalu banyak menonton sinetron hingga hatimu
mati!
Anak-anak seperti itu benar-benar ada, kau tahu?
Dan sebagian besar dari mereka berakhir tragis!
Bukan berakhir bahagia seperti di sinetron yang kau tonton!
Pernahkah kau merenungkan hidupmu?
Berada di tengah-tengah canggihnya teknologi yang semakin
berkembang
Berada diantara orang-orang yang anti kekerasan, anti
kebencian
Kau ditingkat atas, atau setidaknya rata-rata, ditengah
Tidak dibawah seperti mereka!
Kau berakhir sebagai sarjana, karyawan atau pengusaha
Tapi mereka?
Mereka berakhir sebagai pemulung, pengamen, pencopet,
preman!
Pernah dengar human trafficking?
Ya, perdagangan manusia!
Sebagian dari mereka berakhir sebagai korban, yang di jual
Dan sebagian lagi berakhir sebagai Bandar, yang menjual
Saat tangisan mereka tak lagi mengeluarkan suara dan air
mata
Saat hati mereka tak lagi bisa merasakan sakit
Kau asyik duduk di depan televisi menonton sinetron
favoritmu!
Tak pernah tak makan karena tak ada makanan
Apalagi sampai mati terlindas waktu, tergilas roda
kehidupan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar