Bismillah
Akhir-akhir ini banyak kita jumpai diantara kalangan manusia
khususnya remaja, kata “baper” yang seringkali dikaitkan dengan keadaan yang
gegana alias gelisah galau merana. Bukan karena kiriman uang telat, bukan juga
karena tugas kuliah yang numpuk atau UAS yang dipending sampai setelah lebaran.
Melainkan karena satu makhluk yang memang ditakdirkan untuk menjadi pelengkap
langkah kaki kita di bumi, yak lawan jenis. Karena gue cewek, gue bakal
mengganti kata-kata ‘lawan jenis’ dengan ‘cowok’. Kalau lo cowok, ya ganti aja
sendiri kata-kata ‘lawan jenis’ dengan ‘cewek’. Oke kita mulai.
Sebelum terlalu jauh, sebenarnya baper itu apa sih? Kayaknya kalau
seorang remaja menjelang dewasa atau seorang bocah menjelang remaja atau bahkan
seorang remaja asli tanpa menjelang-menjelang, ngomongin tentang perasaan yang emang
gak ada habisnya dan gak pernah basi sampai tiada hari terlewat tanpanya, itu
sesuatu banget. Berarti kadar galaunya udah mendekati ambang batas maksimal
yang bisa dicapai seseorang yang fase hidupnya masih berkaitan atau
bersenggolan dengan fase remaja. Iya gak sih? Atau gue doang yang ngerasa? Haha
Sebelum lanjut bahas apa itu baper, gue ingetin dulu deh biar
gak ada yang lupa kalau ini semua cuma spekulasi gue belaka, fiktif yang gak
gue sadur dari cerita orang lain dan gak gue amati pakai metode-metode yang you
know lah yaa. Jadi kalau ada kesamaan cerita, tokoh, cara pandang atau bahkan
kata atau kalimat yang lo banget, jangan salahin gue, mungkin kita memang sehati
(jangan baper!).
Oke, lanjut. Menurut gue, baper adalah suatu kondisi dimana
hal-hal yang sebenarnya sepele dan harusnya dipikir pakai logika, malah
dipikirin pakai hati (apasih gue). Contohnya, nih, ya. Lo lagi suka sama
seseorang, nah tau-tau dia nge bbm, nge wa, nge mention, nge line atau nge
apapun itu di saat yang gak lo sangka-sangka, kayak gini contoh pesannya
A : hai, B. apa kabar?
Pasti lo langsung baper kan?! Berbagai pertaanyaan pasti
langsung nongol dari hati lo yang terlalu rapuh untuk menerima kenyataan. ‘deg!
Si A nanyain kabar gue. Jangan-jangan dia suka sama gue’ yaampyun plis banget,
girls. Itu cuma apa kabar pakai tanda tanya, bukan apa kabar cantik pakai tanda
tanya. Pasti lo langsung kalang kabut dan curhat ke semua temen lo ‘gue bales
apa nih?’ ‘bales gak ya?’ ‘kalau dibales ntar kesannya gue gampangan tapi kalau
gak dibales nanti dia salah paham’ *tepok jidat* braaaay, halusinasi lo
berlebihan.
Sebenarnya gue takjub gak takjub sih ngeliat fenomena baper di
negara kita tercinta ini. Bayangin aja, cuma dengan satu kalimat yang
sebenarnya kalau disikapi dengan cara yang benar, itu jadi kalimat yang biasa
aja kan? Tapi karena disikapinya dengan cara yang berlebih lewat kepekaan
tingkat tinggi, jadilah kalimat ‘apa kabar’ itu bagai kalimat ‘maukah kau
menikah denganku’.
Bukan cuma ke cowok, baper juga bisa ke temen biasa. Nih contohnya,
temen lo update pm
Temen makan temen lo!
Terus lo langsung baper deh tanpa tedeng aling aling. ‘duh! Dia
marah sama gue ya?’ ‘gue salah apa sama dia?’ ‘apa gue minta maaf aja ya? Tapi gue
salah apa?’ ‘jangan-jangan besok dia gak mau negur gue’ dan yang paling ekstrim
adalah ‘apa gue pindah kuliah aja ya? Daripada gue dibully’ dan ketika
statement yang keluar dari pikiran lo adalah statement terakhir, gue cuma bisa
bilang, berhenti nonton tv, berhenti nonton film-film bergenre romance yang gak
jelas, berhenti gaul sama princess princess wannabe, bray.
Kita semua tau kan, kalau suka sama lawan jenis gak pernah
dilarang dalam agama kita, karena itu fitrah manusia. Yang dilarang dan
seringkali jadi penyebab banyaknya bayi yang ditemuin ngambang di selokan,
adalah mendekati zina yang akhirnya berujung ke perzinaan. Berpikir yang
enggak-enggak tentang cowok yang lo suka. Ah gimana ya kalau nanti gue udah
nikah sama dia, berkhayal sambil mikirin wajahnya. Gimana sih rasanya gandeng
tangan sama dia, berkhayal lagi. kenapa Allah ngebolehin kita suka tapi gak
ngebolehin kita buat ‘kayak gitu’ sama lawan jenis? Well, girls. Everything happen
for a reason dan karena gue cuma bisa berspekulasi, maka gue bilang sama lo,
hamba-hamba Allah yang beriman gak akan pernah lepas dari ujian. Hamba-hamba
Allah yang beriman, gak akan pernah Allah biarkan tersesat. Apalagi, belum
waktunya buat lo mikirin cowok yang bukan mahram lo. Jadi ketika lo suka sama
cowok dan lo bisa nahan diri lo untuk gak mengkhayalkan dia, lo bisa nahan diri
lo untuk gak baper dan banyak berharap ketika dia ngehubungin lo, gue kasih
semua jempol yang gue punya buat lo. Selamat! Lo naik level satu tingkat lebih
dekat sama Allah karena berhasil menjauhi apa yang IA larang.
Perempuan itu, pondasi terbentuknya peradaban. Sepuluh lelaki
gak akan bisa melahirkan, walau hanya seorang perempuan kan? Tapi seorang
perempuan bisa melahirkan lebih dai sepuluh lelaki. Iya kan? Gak Cuma itu,
girls. Pernah dengar kan kalau ibu itu sekolah pertama bagi anak-anaknya? Kalau
ibunya gak bener, otomatis hasil didikannya gak akan bener kan? Iya kan?
Sebenarnya, girls. Baper itu kalau dipakai sesuai dengan
kepanjangannya, harus loh. Karena kalau kita gak baper, kita kayak pembunuh
berdarah dingin, atau psikopat yang tiap hari mainan gergaji mesin, atau bahkan
kanibal yang ngeliat tangan orang sebagai lauk pauk udah biasa aja. Masalahnya,
baper sekarang ini diartikan terlalu membahana badai luasnya. Jadilah bermunculan
kalimat-kalimat ‘stop baper’ atau ‘jangan baper’ atau yang berbau pencegahan
baper karena ternyata efek baper yang kelewatan luasnya itu mengkhawatirkan. Lo
bisa tau-tau pindah kampus, atau mendadak hitz di timeline karena baper dan
update status tiap 60 detik sekali.
Sebelum gue tutup dengan hamdalah, gue mau kasih pertanyaan
yang jawabannya biar cuma lo dan Allah yang tau, tapi syaratnya, berpikir dulu
sebelum menjawab ya.
“menurut lo, berdasarkan pengalaman lo, analisa lo terhadap
kehidupan lo dan orang lain, baper itu perlu gak sih?”
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar