Pages

Minggu, 08 Februari 2015

serius



Jadi orang tuh jangan terlalu serius, santai aja.
Haha, lo bisa ngomong gitu? 

 
Coba deh pikir, hidup di dunia, berjuang sendirian, itu bukan main-main
Dengan sedikit waktu yang Allah kasih buat kita, banyak amanah yang harus kita lakuin, apakah ada waktu untuk main-main?
Buatmu yang masih ragu sebenarnya apa tujuanmu dilahirkan di sunia, mending cepat-cepat cari tahu deh
Kenapa? Karena secara sadar atau enggak, kamu udah kehilangan banyak waktumu
Dan dengan menghambur-hamburkan waktumu pada hal yang sia-sia, apakah pahalamu bertambah? Apakah tiap langkahmu menambah pundi-pundi rahmat yang Allah turunkan pada hati hati yang senantiasa mengingat-Nya?
C’mon, sudah bukan waktunya main-main dan menghina orang-orang dengan keseriusan dalam tiap langkah kaki mereka
Mereka yang serius, sudah menemukan alasan, untuk apa mereka dilahirkan ke dunia
Mereka sudah menyusun strategi agar kehidupan mereka tidak penuh dengan kesia-siaan
Mereka yang serius, tertawa lebih sedikit dan menangis lebih banyak karena mengingat satu hal
Tiba saatnya nanti, mereka akan dibaringkan di tempat gelap yang sempit, sendirian
Hanya berbekal kain kafan putih, tanpa perhiasan, tanpa corak
Berbantalkan tanah, ditemani cacing-cacing dan belatung
Menunggu
Menunggu malaikat penanya mengucapkan salam dan mulai bertanya
Siapa tuhanmu?
Mereka yang serius, banyak menangis dan sedikit tertawa sangat memahami bahwa pertanyaan siapa tuhanmu bukan pertanyaan sepele
Kau mungkin ingat karena melatihnya berjuta-juta kali di dunia
Tapi kawan
Akhirat bukan lelucon, begitu juga alam kubur
Ia ujian, dimana kau tak bisa licik selicik saat kau ujian di dunia
Kau menghafalnya, tapi yang menjamin kau bisa bersuara untuk menjawab pertanyaan malaikat penanya bukan hafalanmu, melainan imannmu
Kau tak punya iman? jadi jangan harap kau bisa menjawab pertanyaan yang diajukan malaikat penanya
Bukan malah senyum sambutan selamat datang di alam kubur
Melainkan lecutan kilat yang sakitnya tak tertahankan yang akan kau terima
Aku tahu, tahu sekali
Kata-kata, orang yang banyak mengingat kematian dan menangis karena dosa-dosanya adalah orang yang cerdas, tak lagi membuatmu merinding
Aku mengerti, mengerti sekali
Kau selalu melewatkan banyak informasi tentang kematian karena kau takut dan tak mau membuat dirimu memikirkan seberapa banyak dosa yang telah kau timbun tanpa meminta pengampunan dari yang maha pengampun
Kau selalu berkata
Aku akan kuliah, bekerja, menikah, punya anak lalu melihat anak-anakku tumbuh dan menikah
Tapi saudaraku, apa yang telah kau siapkan untuk menghadapi kematianmu?
Amalmu yang banyak?
Tak ingatkah kau kisah seorang pelacur yang mati kehausan di gurun karena memberi seekor anjing air minum dan hal itu membuatnya masuk surga?
Tak ingatkah kau kisah tentang sahabat nabi yang sakratul maut dan tak kunjung dicabut nyawanya hanya karena ia pernah membuat hati ibunya terluka? Hingga rasul memutuskan untuk membakar tubuhnya karena nyawanya tak kunjung dicabut? Hingga akhirnya hal itu diurungan karena kemudian ibunya meridhainya?
Saudaraku, apa yang menurut kita kecil, belum tentu demikian di mata Allah
Apa yang menurut kita besar, pun bisa jadi hanya sebutir debu di mata Allah yang jika ditiup, hilanglah sudah jejaknya
Begitu juga dengan amal dan dosa yang selama ini kita perbuat, dosa yang menurut kita kecil belum tentu demikian dimata Allah
Amal yang menurut kita sangat besar pun bisa jadi hanya sampah dimata Nya, tak masuk hitungan amal kebaikan yang kita lakukan
Lantas dengan apa kita menjawab ketika nanti Allah tanya
Bahagiakah dirimu, hambaku? Saat sedikit waktu dan banyak kesempatan untuk taat kuberikan padamu, kau malah menolaknya mentah-mentah tanpa keseriusan dan terus menerus tertawa seolah-olah duniamu takkan berakhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar