Pages

Sabtu, 14 Maret 2015

menjadi ibu



Karena menjadi ibu bukan pekerjaan mudah
Bangun pagi-pagi buta setiap harinya

Lebih dulu mandi dan menyiapkan sarapan

Karena tak mungkin kau bangunkan anak-anakmu saat kau dalam keadaan kacau, bau dan dengan wajah serta rambut acak-acakan

Membangunkan putra-putrimu, pun bukan perkara mudah

Karena kau tahu persis bagaimana rasanya dibangunkan ibumu saat kau masih dalam dekapan hangat tempat tidurmu

Meminta mereka mandi dan sarapan juga tak pernah terlihat semudah membalikkan telapak tangan

Belum lagi jika putra-putrimu ingin tanganmu yang memandikan dan menyuapi mereka

Setelah mereka berangkat sekolah dan suamimu berangkat ke kantor, kau diwajibkan untuk berpikir kreatif, apa yang akan kau masak hari ini? Bagaimana caranya agar masakanmu mengandung gizi-4 sehat 5 sempurna-yang dibutuhkan putra-putrimu, juga suamimu dan dirimu sendiri?

Saat tiba di pasar kau harus tahan dengan beceknya tanah yang kau injak, bau amis ikan, darah dan kadang bercampur busuknya sampah yang mau tidak mau harus kau cium saat kau putuskan untuk membeli bahan-bahan yang tak mengandung zat berbahaya dan terjamin kualitas serta kesegarannya.

Tak ada lagi nyanyian bawel ibumu untuk memintamu melakukannya

Kau hanya sadar dengan sendirinya bahwa kau harus melakukannya

Seperti ibumu dulu

Bersusah payah, menahan mual demi memuaskan keinginan buah hatinya

Apa yang ingin kau makan hari ini, nak?

Pertanyaan yang biasanya ibumu tanyakan padamu sekarang kau tanyakan pada anakmu

Dan demi ayam goreng, sayur sop, atau orek tempe kau harus mampu menahan bau menyengat yang menjadi ciri khas tempat dimana akan kau jumpai bahan-bahan untuk membuat senyum bahagia mengembang di wajah anak-anakmu

Mengolahnya juga tak pernah semudah memakannya

Kau, dengan sedikit kantuk dan pegal yang masih terasa karena kemarin menyetrika segunung pakaian harus beranjak lagi untuk mengolah apa yang sudah kau beli sebelum waktunya bagi anak-anakmu pulang sekolah dan meminta bundanya menyuapi, lagi

Saat mengolah semuanya, kau lalu ingat betapa dulu, bundamu sangat kuat

Mengurusmu dan kakak adikmu dengan sangat baik dan tanpa keluhan sedikitpun

Dan berkaca dari bundamu, kau mulai bertekad untuk bisa lebih baik darinya

Apa yang tidak kau dapatkan saat dalam pengasuhan bundamu mulai jadi perhatianmu, kau tak mau anak-anakmu mengalami hal yang sama sepertimu

Kau mulai menyusun rencana-rencana besar untuk buah hatimu yang kemudian disusul dengan niat untuk menabung sebanyak-banyaknya demi putra-putrimu

Lalu setelah beres memasak, kau mulai mencoret-coret di buku anggaran bulananmu

Biaya apa yang bisa ditekan, berapa sisa biaya bulananmu, berapa gaji suamimu, berapa anggaran belanja bulananmu, berapa dana yang kau alokasikan untuk keperluan mendadak, berapa yang dapat kau tabung, dan akhirnya sampailah pada bagian bagaimana kau bisa mencari uang tambahan agar tabungan yang kau investasikan untuk menunjang pengembangan anak-anakmu bisa menjadi lebih banyak dan lebih banyak lagi

Kau mulai memikirkan bagaimana anakmu tumbuh

Memeriksakan kesehatan mereka secara rutin

Memperhatikan dengan jeli setiap harinnya apakah ada yang salah dengan mereka

Cara mereka berbicara, cara mereka berpikir, cara mereka berjalan, cara mereka mengungkapkan rasa sayang mereka

Perlahan kau mulai sadar bahwa mereka duplikat dari dirimu

Bagaimana saat mereka marah dan membanting pintu kamar mereka di depan wajahmu, membentakmu, atau mengolok-olokmu secara sembunyi maupun terang-terangan

Kau akan mulai menyadari bahwa menjadi ibu tak semudah yang kau pikirkan sebelumnya

Bahwa menjadi ibu berarti kau mendedikasikan dirimu untuk anak-anak dan suamimu.

Kau mulai berpikir andai kau bisa kembali menjadi anak-anak

Mulai menyesal karena tak kau hargai waktumu yang singkat bersama pelukan hangat ayah bundamu

Kau lantas mengingat kembali saat lelaki yang sekarang suamimu datang memintamu dari ayahmu

Kau kira akan menyenangkan jika kau memiliki tempat berbagi yang dengannya kau merasa nyaman

Kau tak memikirkan bagaimana ketika dia marah

Bagaimana ketika hatinya terluka

Bagaimana ia ketika ia tak menginginkanmu ada di dekatnya

Kau hanya berpikir akan menyenangkan jika

Sangat menyenangkan kalau

Dan akan membahagiakan ketika

Tapi tidak dengan bagaimana ia saat sesuatu yang buruk menimpanya?

Bagaimana ia jika aku melakukan sesuatu yang buruk padanya?

Bagaimana jika aku masih mencintainya dan ia berhenti mencintaiku?

Menjadi istri, ibu, tak semudah kelihatannya

Saat kau terima pinangan dari seorang lelaki itu berarti kau siap memikul amanah luar biasa

Amanah untuk taat kepada suamimu

Amanah untuk membawa anak-anakmu ke surga

Dan amanah yang kau bawa sejak kau dalam kandungan bundamu untuk membawa orangtuamu ke surga

Tapi di atas semuanya, amanah terberat adalah amanah untuk tetap berjalan di koridor yang Allah tunjukkan dalam al quran agar kau dapat membawa dirimu, suamimu, anak-anak dan orangtuamu masuk ke surga

Agar kelak di hari akhir kalian tak menjadi musuh yang saling menuntut

Agar kelak tak ada satupun dari kalian yang saling mengambil pahala satu sama lain dan melimpahkan dosa kepada yang lainnya

Agar kelak tak ada hutang yang harus kau bayar dengan pahalamu yang tak seberapa

Dan tak ada dosa yang harus kau pikul karena kau kehabisan pahala

Ya, yang harus kita sadari

Menjadi ibu memang bukan perkara mudah, sedari dulu

Maka kulemparkan penghormatan untukmu yang telah menjadi seorang ibu

Pondasi terbangunnya peradaban-peradaban baru

Semoga denganmu yang memutuskan menjadi sebaik-baik ibu, Allah titipkan anak-anak shalih yang akan membawamu ke surgaNya

Semoga denganmu yang rela berlelah-lelah mengurus anak-anak dan suamimu dengan penuh cinta, Allah berikan kekuatan padamu untuk tetap tersenyum saat orang lain tak bisa tersenyum, saat anak-anak dan suamimu letihnya terobati karena senyummu

Dan semoga, dengan kemauanmu untuk terus belajar, Allah limpahkan cinta dan raahmatNya untukmu

Dan untukmu yang dengan sabar masih menunggu seseorang datang ke rumahmu, dan mempersuntingmu

Semoga Allah kirimkan seseorang yang takkan membiarkanmu berlelah-lelah sendirian

Semoga Allah kirimkan orang yang bisa membuat lelahmu hilang hanya dengan memandangnya

Semoga Allah kirimkan orang, dengan stok cinta yang tiada habisnya kepada rabbNya dan kepada dirimu

Menantilah dalam ketaatan, menantilah dalam kesabaran, menantilah dalam pembelajaran

Karena sekali lagi, menjadi ibu tak pernah semudah kelihatannya

1 komentar: