Pages

Selasa, 24 Maret 2015

Uang

Uang bukan segalanya
Aku merasakannya
Saat pagi menyapa dan hening mendekap erat tubuhku yang terduduk kaku bersama bayangan
Segala hal tentang rumah yang kutinggalkan puluhan kilometer di belakang, tiba tiba menyeruak dari batin
Berebut ingin keluar, membuat hangatnya mentari yang tak seberapa itu, benar benar tak terasa
Aku punya uang
Tapi untuk apa?
Tak ada lagi guncangan lembut di tubuhku dari bundaku yang dulu terbiasa melepaskanku dari cengkraman mimpi
Tak ada lagi gurauan penuh cinta dari ayahku yang dulu menghidupkan pagiku
Sarapan?
Rasanya berbeda tanpa secangkir teh penuh sayang dari bundaku yang selama 18 tahun terakhir, selalu kunikmati tiap pagi
Saat rindu mencuat bagai duri landak yang memohon perlindungan, aku terpaksa bangkit dari dudukku
Menyambar tas, merobek hening yang nyaris membuatku sesak kehabisan nafas
Aku punya uang
Tapi sepi mengiringi tiap langkahku
Lalu untuk apa?
Bundaku memberi segalanya yang bisa ia beri untukku
Tapi yang kubutuhkan, sungguh hanya hadirnya di depanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar