Pages

Jumat, 26 Mei 2017

Aku, baik-baik saja

Aku baik-baik saja.
Semua yang datang padaku takkan mampu menyakitiku hingga membunuhku.
Ya, aku baik-baik saja.
Dengan atau tanpa pengertian dan pemahaman dari manusia lain.
Aku, akan baik-baik saja.
Kalau kata yang lain, hati yang penat bisa membunuhmu, kataku, tidak.
Kepenatan tidak akan, juga tidak boleh membunuhku.
Aku, baik-baik saja.
Tak salah tapi disalahkan? Ah, tidak mengapa. Aku baik-baik saja.
Diminta bertanggungjawab atas apa-apa yang bukan kesalahanku? Atas apa-apa yang awalnya aku perjuangkan agar tidak hancur, lalu dihancurkan? Tenang, aku baik-baik saja.
Aku tak akan mati karena menanggung beban batin, tak boleh.
Aku tidak kuat tapi juga tidak selemah itu.
Membantu yang tak ingin dibantu, lantas disalahkan karena tak membantu? Ah, biasa. Aku, akan sangat baik-baik saja.
Mengerjakan apa yang bukan tugasku? Bisa, boleh. Aku tak akan pernah menolaknya jika aku bisa melakukannya dan aku, akan baik-baik saja.
Apa? Kerjaku tidak dihargai? Diaku-akui orang lain? Ah, tidak mengapa. Sungguh-sungguh tidak mengapa. Aku, baik-baik saja.
Ditinggalkan sendirian? Diminta menyelesaikan sendiri? Ya, ya, aku bisa maklum. Aku akan baik-baik saja.
Dijadikan pelampiasan kemarahan dan kepenatan? Dimaki-maki lalu disalahkan? Sakit, kuakui, tapi aku baik-baik saja.
Sudahlah, tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Fisikku akan baik-baik saja. Hatiku yang terluka, akan sembuh dengan sendirinya jadi ia, akan baik-baik saja.
Aku tahu penat tak bisa dipeluk sendiri, sedih tak bisa ditahan sendiri, marah tak bisa disimpan sendiri, maka aku ada. Aku ada untuk menjadi orang itu. Yang dilampiaskan segala emosi negatif, toh, aku bisa mengerti jadi tidak apa-apa. Daripada dilampiaskan ke yang tidak mengerti dan ujungnya bermusuhan, lebih baik dilampiaskan ke orang lain yang mengerti walaupun yg paling baik, ya, diadukan ke Allah :)
Tapi sungguh, aku sungguh-sungguh baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar