Pages

Minggu, 14 Mei 2017

Surat untuk Kesayangan #2

Kalau berat, bagi, sayang. Jangan kau tanggung sendiri.
Kalau ringan, sembunyikan, sayang. Jangan kau buat berat dengan keluh.
Dalam kebersamaan, inti perjuangan adalah keadilan, sayang.
Adil dalam merasa, adil dalam membagi, adil dalam menerima, adil dalam bertanggung jawab, adil dalam bersuara, adil dalam bahagia.
Dalam kebersamaan, ruh perjuangan adalah perspektif , sayang.
Pandanganku, pandanganmu, bukan bersebrangan. Hanya belum ditemukan titik silangnya.
Menjadi beda, mengide beda, menyuarakan beda, itu tentang perspektif, sayang.
Aku mengerti kamu, kamu mengerti aku.
Dalam kebersamaan, kebersamaan adalah kekuatan, sayang.
Kuat untuk saling menguatkan. Kuat untuk merelakan ide, menghilangkan suara demi ide lain yang lebih brilian, demi suara lain yang lebih jernih.
Dalam kebersamaan, keegoisan adalah kehancuran, sayang.
Keegoisan, tak pernah bisa disamakan dengan kekuatan prinsip. Catat, sayang.
Kekuatan prinsip, berarti idealisme yang dikokohkan realita diantara pluralisme yang memaksa matinya logika. Sedang keegoisan, sayang, adalah idealisme yang bercerai dengan realita dan logika namun berteman dekat dengan paksa dan manfaat yang tak ada.
Kau, harus bisa membedakan, sayang. Kita harus bisa membedakan.
Dalam kebersamaan, keanggunan merasa adalah ketenteraman, sayang.
Karena eksekusi logika yang mematikan rasa, kadang berefek pada hati hati yang lelah. Melahirkan gundah yang membersamai gulana. Bahkan kadang, menerbitkan benci yang teramat sangat pada cinta yang dulu, juga teramat sangat. Anggun dalam merasa, sayang. Adalah keikhlasan mengalah, keikhlasan menyungging sesabit senyuman untuk orang-orang yang terluka hatinya, juga bahagianya.
Terakhir, anggun dalam merasa, sayang. Adalah tingkatan terendah dari egois diri yang sangat sulit dicapai, tapi kau, harus mampu mencapainya, sayang. Karena kau, kesayangan :)

Hari kedua
170515

Tidak ada komentar:

Posting Komentar