Pages

Minggu, 03 April 2016

Pergi <1>

Walau habis nafasku, aku takkan pernah memintamu kembali. Tidak untuk sekarang, tidak juga untuk selamanya. Ya, hingga habis nafasku.

Bukan aku tak pernah mengerti kemana kisah ini berpulang. Bukan juga berarti aku tak menggunakan benda kecil dengan triliyunan saraf yang tersambung di kepalaku dengan baik.

Bukan.

Aku hanya tak mampu melihat segala hal yang kau jadikan alasan untuk meninggalkanku.
Meninggalkan kita dan berpaling tanpa menoleh padaku.

Aku tak pernah bisa menjadi sekuat yang kau minta. Aku tak pernah bisa memimpinmu. Aku tak pernah bisa melenyapkan lemahku dan mencari kuatku yang melebihimu.

Katamu.

Lalu dengan matamu yang penuh genangan mengalir yang kemudian segera kuhapus, aku memelukmu tanpa kau rasa dan menendangmu jatuh.

Ya, kau memiliki hatiku bersamamu tapi aku, masih menempatkan otakku pada kotak kaca di dalam kepalaku.

Ketimbang mengambil hatiku yang kau bawa pergi, aku akan mempertahankan akal sehatku.

Bukan karena kau tak mampu maka kau menyerah untuk melebihi hebatku.

Melainkan karena, melebihi hebatku terlalu membunuhmu.
Hingga akhirnya kau menyerah dan melaporkan ketidakmampuanmu dengan meninggalkanku.

Dan aku, tak bisa menerimanya.

Hingga akhirnya kau memilih tak lagi menoleh ke belakang saat kau melarikan diri dariku.

Aku mengerti.

Kau tak lagi memilih tinggal.

Jadi pergilah tanpa sesal.
Sekali lagi, pergilah tanpa sesal.

Karena aku, takkan mengijinkanmu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar